Free Blog Content

Kamis, 20 Mei 2010

Cara Tingkatkan Percaya Diri Anak

Jumat, 21/05/2010 10:05 WIB

Cara Tingkatkan Percaya Diri Anak

Amelia Ayu Kinanti - wolipop

img
Dok. Thinkstock
Jakarta - Setiap anak memiliki kemampuan dan kelebihan masing-masing. Namun terkadang mereka tak percaya diri untuk menunjukkannya. Tugas Anda untuk membangkitkannya.

Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk membantu si kecil mengeksplorasi kelebihannya serta memiliki rasa percaya diri yang besar.

Jangan Terbiasa Membantu

Saat si kecil bermain puzzle, mengerjakan pekerjaan rumah dan sebagainya, tempatkan diri Anda sebagai pengawas. Biarkan anak anda mengeksplorasi kemampuannya secara maksimal. Jangan terlalu banyak ikut cambur dengan caranya menyelesaikan masalah, kecuali Anda merasa apa yang ia lakukan benar-benar kesalahan fatal.

Bimbing seperlunya, berikan masukan, namun jangan terlalu mendiktenya. Biarkan ia percaya dengan jalan pikirannya sendiri.

Memberi Contoh

Anda adalah contoh utama bagi si kecil. Jika Anda sendiri tak memiliki rasa percaya diri dan selalu bergantung dengan orang lain, maka hal itu kemungkinan besar akan dicontoh oleh anak. Oleh karena itu, Anda pun harus bisa melihat hal-hal positif di dalam diri, sehingga Anda juga bisa melihat hal positif serta kelebihan si kecil.

Berikan Pujian

Memberikan pujian saat si kecil berhasil mengeksplorasi kemampuannya juga merupakan hal yang bisa membangkitkan rasa percaya diri si kecil. Tunjukkan bahwa Anda juga orang lain yang bisa menghargai kemampuannya.

Jangan Menghukumnya Karena Kegagalan
Kegagalan adalah hal yang wajar bagi setiap orang termasuk si kecil. Jangan menghukumnya terlalu keras ketika ia salah mengerjakan pekerjaan rumah. Jangan memarahinya habis-habisan ketika ia gagal mendapatkan nilai baik saat ulangan. Hal itu hanya membuat si kecil merasa bodoh. Lebih baik ajak dia untuk mengulang kembali pekerjaan serta pelajaran tersebut. Katakan padanya bahwa jika pada ulangannya, nilainya tak juga membaik, maka Anda terpaksa membatalkan rencana liburan keluarga, dan menggantinya dengan jadwal tambahan pelajaran.

Punishment atau hukuman yang kreatif tanpa ada unsur kekasaran sikap, bisa menjadi hal yang membuatnya termotivasi. Bukan malah menghilangkan kepercayaan si kecil.
(kee/fer)